Sumatera Utara –RajaPewarta- Di tengah kepungan banjir, longsor, dan jalanan yang terputus, ribuan warga Sumatera Utara kini berjuang di tengah situasi yang penuh keprihatinan. Polda Sumut merilis data terbaru: 860 bencana alam menghantam 21 kabupaten/kota, menyisakan duka mendalam namun juga menyatukan seluruh kekuatan kemanusiaan untuk bergerak.
Dari desa-desa di lereng bukit hingga daerah pesisir, tangis warga bercampur harapan saat tim evakuasi Polri–TNI–BPBD tiba menyisir lokasi lumpur dan aliran banjir demi memastikan tidak ada korban yang terlewat.
Hingga saat ini hari selasa (2/12/2025), 1.088 warga menjadi korban, dengan rincian 282 meninggal dunia, 518 luka berat, 160 luka ringan, 128 hilang dan masih dalam pencarian.
Setiap angka ini bukan sekadar statistik, mereka adalah keluarga, sahabat, dan warga kita yang tengah membutuhkan pertolongan secepat mungkin.
Polda Sumut menegaskan bahwa pencarian korban hilang tidak akan berhenti, meski medan sulit dan cuaca tidak bersahabat.
Di posko-posko pengungsian, ribuan warga menunggu dengan sabar bantuan datang. Sebanyak 13.787 orang kini tinggal di tenda-tenda darurat setelah rumah mereka total 37.889 KK tergenang, rusak, atau hanyut terbawa arus hingga tertimbun longsor.
Anak-anak berada dalam dekapan orang tuanya, lansia dibaringkan di tikar darurat, sementara relawan terus berkeliling memberi layanan kesehatan dasar.
Banyak wilayah masih terisolir total. Akses jalan tertimbun longsor atau jembatan putus. Namun hal itu tidak menghentikan Polri untuk menembus batas. Helikopter Polri mengudara bertahap, melakukan airdrop paket pangan dan obat-obatan.
Kabid Humas Polda Sumut, Kombespol Ferry Walintukan menyampaikan bahwa seluruh kekuatan Polda Sumut kini dipusatkan pada penyelamatan dan pemulihan awal.
“Ini bukan hanya soal angka dan laporan. Ini tentang nyawa. Kami tidak akan berhenti sebelum semua warga terselamatkan dan seluruh bantuan tiba ke tangan mereka.”
“Meskipun beberapa wilayah terisolir, kami hadir dengan segala cara melalui udara, darat, dan air. Yang terpenting, masyarakat tahu bahwa mereka tidak sendirian,” tegasnya penuh empati.
Polri bersama seluruh komponen bangsa bergerak sebagai satu keluarga besar, memastikan setiap warga mendapatkan kesempatan untuk selamat dan bangkit.(siti haj)




